Sabtu, 05 Mei 2018

BUDIDAYA TANAMAN BAYAM MERAH


I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memang menjadi surga bagi kita semua yang menyukai aktivitas bercocok tanam, karena hampir semua pohon ataupun tanaman bisa hidup di tanah agraris ini. Dengan keadaan alam yang sangat mendukung seperti ini, sebenarnya kita bisa memanfaatkan peluang untuk menggenjot bisnis di sektor pertanian. Budidaya bayam adalah salah satu peluang yang bisa coba kita manfaatkan mengingat sayuran ini adalah salah satu sayuran yang telah sangat populer di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Dengan kepopulerannya, otomatis konsumsi sayur bayam di masyarakat akan terus tinggi sehingga hasil dari panen kita akan mudah untuk dipasarkan. Selain telah populer di kalangan masyarakat, ada lagi beberapa faktor penting tentang budidaya bayam yang bisa menjadi pertimbangan kita untuk mengerjakan budidaya sayuran ini. Yang pertama yaitu bahwa cara budidaya bayam tergolong tidak merepotkan. Kemudian yang kedua yaitu bahwa menumbuhkan tanaman bayam cukup mudah, karena hanya menggunakan cara tanam yang sederhana dan gampang untuk dipelajari.

1.3 Tujuan
1.     Untuk mengetahui mengetahui cara pembudidayaan tanaman bayam merah



II. TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Menurut Fazria (2011) tanaman bayam merah diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom: Plantae ; Divisio: Spermatophyta; Sub Divisio: Angiospermae; Kelas: Dycotiledoneae; Ordo: Amaranthales; Family: Amaranthaceae; Genus: Amaranthus; Spesies: Amaranthus gangeticus L.
Batang bayam umumnya tegak, tetapi ada pula yang jenis bayam yang batangnya menjalar,  ada yang batangnya bercabang ada pula yang tidak bercabang. Warna batang juga ada yang hijau, merah, kuning atau kombinasinya (Sahat dan Hidayat, 1996).
Daun berbentuk bulat telur dengan ujung agak meruncing dan urat – urat daun yang jelas. Warna daun bervariasi, mulai dari hijau muda, hijau tua, hijau keputihan, dan berwarna merah (Hadisoeganda, 1996).
Bunga tersusun dalam malai yang tumbuh tegak, keluar dari ujung tanaman ataupun dari ketiak-ketiak daun. Bentuk malai bunga memajang
mirip ekor kucing, dan pembungaannya dapat berlangsung sepanjang musim atau tahun (Ariyanto, 2008).
Biji bayam berbelah dua, warna kulit biji hitam atau coklat tua. Dari setiap tandan (malai) bunga dapat dihasilkan ratusan hingga ribuan biji. Ukuran biji sangat kecil, bentuknya bulat dan berwarna coklat tua mengkilap sampai hitam kelam, namun pada varietas maksi bijnya berwarna putih sampai krem (Sahat dan Hidayat, 1996).
Sistem perakaran tanaman bayam merah adalah akar tunggang dan menyebar. Akarnya berwarna putih kecoklatan, dengan rambut akar yang banyak, tudung akar yang tepat posisinya menjadi organ penyerapan hara dan air dari dalam tanah (Hadisoeganda, 1996).
Syarat Tumbuh
Iklim
Keadaan angin yang terlalu kencang dapat merusak tanaman bayam khususnya untuk bayam yang sudah tinggi. Kencangnya angin dapat merobohkan tanaman. Tanaman bayam cocok ditanaman didataran tinggi maka curah hujannya juga lebih dari 1500 mm / tahun (Ariyanto, 2008).
Tanaman bayam memerlukan cahaya matahari penuh. Kebutuhan akan sinar matahari untuk tanaman bayyam cukup besar. Pada tempat ternaungi pertumbuhan bayam menjadi kurus. Suhu rata – rata 16-200C (Hadisoeganda, 1996).
Kelembaban udara yang cocok untuk tanaman bayam antara 40% - 60%. Kebutuhan matahari 400 – 800 foot candless, curah hujan 1000 – 2000 mm / tahun dengan kelembaban diatas 60% (Fazria, 2011).
Tanaman bayam dapat tumbuh optimal pada ketinggian 0 – 700 meter. Namun pada umumnya tanaman ini lebih baik tumbuh didataran tinggi yang bersuhu rendah (Hadisoeganda, 1996).
Tanaman bayam umumnya tumbuh baik ditanah – tanah vulkanis atau ordo andisol, karena perakaran bayam yang serabut. Namun iklim tanah ini harus dalam keadaan iklim mikro (Ariyanto, 2008).
Tanah
Bayam dapat tumbuh sepanjang tahun, baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. pH yang baik untuk pertumbuhannya antara 6-7. Di bawah pH 6, tanaman bayam akan merana, sedangkan di atas pH 7, tanaman akan menjadi klorosis (warnanya putih kekuning-kuningan), terutama pada daun yang masih muda (Ariyanto, 2008).
Tanaman bayam sangat reaktif terhadap ketersediaan air didalam tanah. Bayam termasuk tanaman yang membutuhkan air yang cukup, kelerangan lahan untuk budidaya tanaman bayam adalah sekitar 150 – 450 (Hadisoeganda, 1996).
Tanaman bayam tumbuh disemua jenis tanah seperti ultisol, inceptisol, andisol, dan entisol. Pada tanah kering suplai air dibutuhkan agar menghindari kekeringan yang mengakibatkan tanaman immobil (Fazria, 2011).
Pemberian air yang cukup, aerase yang optimal dapat meningkatkan produksi daun bayam. Namun struktur tanah yang keras akan menyebabkan daun tanaman layu dan tidak produktif (Sahat dan Hidayat, 1996).
Tanaman ini dapat tumbuh pada tanah – tanah gambut. Namun perawatan tanah tanaman harus secara intensif karena jika perawatan dilakukan secara konvensional akan menyebabkan tanaman mengalami lalu permanen (Fazria, 2008)




III. BUDIDAYA BAYAM MERAH

Bayam cabut terdiri dari 2 jenis yakni bayam merah dan bayam hijau. Ciri bayam ini mempunyai daun kecil, dan memiliki warna hijau terang untuk bayam hijau dan warna merah gelap untuk bayam merah. Sedangkan bayam daun biasanya mempunyai ciri-ciri, memiliki daun yang lebar, warna daunnya cenderung hijau tua dan tumbuh berdiri tegak. Cara panennya cukup dengan dipotong daunnya.
Budidaya bayam efektif dilakukan hingga ketinggian 1000 meter dari permukaan laut. Di Indonesia terdapat dua jenis tanaman bayam (Amaranthus Spp.) yang biasa dibudidayakan para petani.
Bayam (Amaranthus spp. L) adalah sayuran daun yang konon berasal dari daratan Amerika. Sayuran ini banyak tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia. Tanaman bayam diperbanyak melalui biji, pada umumnya biji bayam ditebar langsung tanpa disemai. Tanaman ini merupakan tanaman sayuran yang mudah dibudidayakan. Karena tanaman bayam tidak memiliki syarat tumbuh tertentu dan bisa tumbuh dimanapun dengan berbagai macam kondisi dan jenis tanah. Bayam bisa ditanam sepanjang tahun (tidak mengenal musim) dan akan tumbuh baik pada ketinggian sampai 1000 mdpl. Dan yang lebih penting, tanaman bayam memerlukan sinar matahari secara penuh dengan pH tanah netral.

Persiapan Lahan untuk Budidaya Bayam
 
Pertama sekali lahan harus diolah dan digemburkan terlebih dahulu. Kemudian dibuat bedengan dengan lebar 1 meter dan panjang sesuaikan dengan lahan. Tinggi bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan, yang terpenting adalah tanaman tidak terendam saat musim hujan. Setelah selesai membuat bedengan kemudian taburkan pupuk dasar secara merata diatas bedengan. Gunakan pupuk kandang sebagai pupuk dasar dengan dosis 2 kg/10 m2. Bisa juga ditambah dengan pupuk kimia yaitu TSP, KCL dan ZA dengan perbandingan 1 : 1 : 1 dengan dosis 1 kg/10 m2. Setelah ditabur, kemudian pupuk diaduk rata dan permukaan bedengan diratakan. Biarkan selama 7 – 10 hari sebelum penanaman.
Pemilihan Bibit dan Persemaian
Varietas yang dianjurkan adalah Giti Hijau, Giti Merah, Kakap Hijau, Bangkok dan Cimangkok. Tanaman bayam dikembangbiakkan melalui biji. Biji bayam yang dijadikan benih harus berumur cukup tua (3 bulan). Benih yang muda tidak tahan disimpan lama dan daya kecambahnya cepat menurun. Benih bayam yang cukup tua dapat disimpan lama sampai satu tahun. Benih bayam tidak memiliki masa dormansi. Keperluan benih bayam adalah sebanyak 5 – 10 kg tiap hektar atau 0,5 – 1 g tiap m2.
Penanaman benih bayam dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu menyebar biji langsung pada bedengan, menyebar langsung pada larikan/barisan, dan melalui persemaian lebih dahulu.a.
a.      Cara disebar langsung biasanya digunakan untuk penanaman bayam cabut. Biji disebar langsung secara merata di atas permukaan bedengan kemudian ditutup tipis dengan tanah (tebalnya kurang lebih 1 – 2 cm).
b.     Biji dapat juga disebarkan pada larikan/barisan dengan jarak antar barisan 10 – 15 cm, kemudian ditutup kembali dengan lapisan tipis tanah.
c.      Persemaian umumnya digunakan untuk penanaman bayam petik. Benih disemai, kemudian setelah tumbuh (kurang dari 10 hari), bibit dibumbun dan dipelihara selama kurang lebih 3 minggu sampai siap dipindah ke lapangan. Jarak tanam pada sistem ini adalah 50 cm x 30 cm.
Pemeliharan dan Perawatan Budidaya Bayam Cabut
Kegiatan pemeliharaan dan perawatan dalam budidaya bayam antara lain ;
a.      Penyiraman
Penyiraman dilakukan sehari dukali, pagi dan sore atau disesuaikan dengan kondisi. Yang penting tanah harus selalu lembab, terlebih sebelum benih berkecambah.
b.     Penyiangan
Penyiangan adalah membersihkan areal tanaman dari rumput atau gulma. Cabut rumput yang tumbuh disekitar tanaman. Keberadaan rumput akan mengganggu pertumbuhan tanaman bayam.
c.      Pemupukan Susulan
Agar tanaman bayam tumbuh dengan subur perlu diberikan pupuk susulan. Gunakan pupuk kandang yang dihaluskan (diayak) dan taburkan secara merata pada tanaman. Penaburan dilakukan pada sore hari ketika daun tanaman bayam dalam kondisi kering. Ini dimaksudkan agar pupuk jatuh ketanah dan tidak menempel pada daun tanaman. Boleh juga menggunakan pupuk urea, dengan cara melarutkan segenggam pupuk urea dengan 20 liter air kemudian disiramkan ketanaman. Lakukan setiap satu minggu sekali atau disesuaikan dengan kesuburan tanaman.
d.     Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
Jenis hama yang sering menyerang tanaman bayam diantaranya ulat daun, kutu daun, pengorok daun dan belalang. Jika terpaksa harus menggunakan insektisida, gunakan jenis insektisida yang aman dan mudah terurai seperti insektisida biologi, insektisida nabati atau insektisida piretroid sintetik.
Sedangkan penyakit biasanya kurang merugikan tanaman bayam terutama jika lingkungan sekitar pertanaman terpelihara, seperti drainase baik, cahaya matahari maksimum dan pemupukan tidak terlalu banyak. Penyakit yang sering dijumpai adalah rebah kecambah (Rhizoctonia solani) dan penyakit karat putih (Albugo sp.).
Panen dan Pasca Panen
Bayam cabut biasanya dipanen apabila tingginya sudah mencapai kira–kira 20 cm, yaitu pada umur antara tiga sampai empat minggu setelah tanaman tumbuh. Tanaman ini dapat dicabut dengan akarnya atau dengan cara memotong pada bagian pangkal sekitar 2 cm di atas permukaan tanah. Sedangkan bayam petik biasanya mulai dapat dipanen pada umur antara satu sampai setengah bulan dengan interval pemetikan seminggu sekali. Produksi tanaman bayam yang dipelihara dengan baik dapat mencapai 5 sampai 10 ton/ha.
Penanganan pasca panen bayam terutama diarahkan untuk mempertahankan kesegarannya, yaitu dengan cara menempatkan bayam yang baru dipanen di tempat berair, merendam bagian akarnya dan transportasi (pengiriman produk) dilaksanakan secepat mungkin





III. KESIMPULAN
Syarat tumbuh tanaman bayam dapat tumbuh sepanajng tahun, dimana saja, baik didataran rendah maupun didataran tinggi. Pertumbuhan paling baik pada tanah subur dan banyak sinar matahari. Suhu yang baik 25-36 c dan pH tanah antara 6-7. waktu tanam terbaik pada awal musim kemarau. Teknik budidaya tanaman bayam seperti pada halnya tanaman lainya yaitu mulai dari menyiapan benih, persiapan lahan, pemupukan, penanaman/penaburan benih, pemeliharaan, pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) hingga panen dan pasca panen



DAFTAR PUSTAKA
Aditya. 2013. Makalah Tentang Bayam. https://adityaofagriculture.wordpress.com/t ag/makalah-tentang-bayam/. Diakses pada tanggal 2 Mei 2018

Boston , O. Bahan Makalah Bayam Merah. http://goresanpandanduri.blogspot.co .id/2018/02/bahan-makalah-bayam-merah.html. Diakses pada tanggal 2 Mei 2018.

Islami, F. 2014. Makalah Teknik Budidaya Bayam. http://newfachrulislami.blogspot. co.id/2014/05/dalam-postingan-kali-ini-saya-akan.html. Diakses pada tanggal 2 Mei 2018

Wesley, J. 2013. Budidaya Tanaman Bayam Merah. http://ktipertanian.blogspot.co.i d/2013/06/budidaya-tanaman-bayam-merah.html. Diakses pada tanggal 2 Mei 2018

Yanti, Y. 2017. Makalah Budidaya Tanaman Bayam. http://nugaskuy.blogspot.co.id /2017/07/makalah-budidaya-tanaman-bayam.html. Diakses pada tanggal 2 Mei 2018.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar