I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memang
menjadi surga bagi kita semua yang menyukai aktivitas bercocok tanam, karena
hampir semua pohon ataupun tanaman bisa hidup di tanah agraris ini. Dengan
keadaan alam yang sangat mendukung seperti ini, sebenarnya kita bisa
memanfaatkan peluang untuk menggenjot bisnis di sektor pertanian. Budidaya
bayam adalah salah satu peluang yang bisa coba kita manfaatkan mengingat
sayuran ini adalah salah satu sayuran yang telah sangat populer di
tengah-tengah kehidupan masyarakat. Dengan kepopulerannya, otomatis konsumsi
sayur bayam di masyarakat akan terus tinggi sehingga hasil dari panen kita akan
mudah untuk dipasarkan. Selain telah populer di kalangan masyarakat, ada lagi
beberapa faktor penting tentang budidaya bayam yang bisa menjadi pertimbangan
kita untuk mengerjakan budidaya sayuran ini. Yang pertama yaitu bahwa cara
budidaya bayam tergolong tidak merepotkan. Kemudian yang kedua yaitu bahwa
menumbuhkan tanaman bayam cukup mudah, karena hanya menggunakan cara tanam yang
sederhana dan gampang untuk dipelajari.
1.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui
mengetahui cara pembudidayaan tanaman bayam merah
II. TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Menurut Fazria (2011) tanaman bayam
merah diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom: Plantae ; Divisio:
Spermatophyta; Sub Divisio: Angiospermae; Kelas: Dycotiledoneae; Ordo:
Amaranthales; Family: Amaranthaceae; Genus: Amaranthus; Spesies: Amaranthus
gangeticus L.
Batang bayam umumnya tegak, tetapi
ada pula yang jenis bayam yang batangnya menjalar, ada yang batangnya
bercabang ada pula yang tidak bercabang. Warna batang juga ada yang hijau,
merah, kuning atau kombinasinya (Sahat dan Hidayat, 1996).
Daun berbentuk bulat telur dengan
ujung agak meruncing dan urat – urat daun yang jelas. Warna daun bervariasi,
mulai dari hijau muda, hijau tua, hijau keputihan, dan berwarna merah
(Hadisoeganda, 1996).
Bunga tersusun dalam malai yang
tumbuh tegak, keluar dari ujung tanaman ataupun dari ketiak-ketiak daun. Bentuk
malai bunga memajang
mirip ekor kucing, dan pembungaannya dapat berlangsung sepanjang musim atau tahun (Ariyanto, 2008).
mirip ekor kucing, dan pembungaannya dapat berlangsung sepanjang musim atau tahun (Ariyanto, 2008).
Biji bayam berbelah dua, warna kulit
biji hitam atau coklat tua. Dari setiap tandan (malai) bunga dapat dihasilkan
ratusan hingga ribuan biji. Ukuran biji sangat kecil, bentuknya bulat dan
berwarna coklat tua mengkilap sampai hitam kelam, namun pada varietas maksi
bijnya berwarna putih sampai krem (Sahat dan Hidayat, 1996).
Sistem perakaran tanaman bayam merah
adalah akar tunggang dan menyebar. Akarnya berwarna putih kecoklatan, dengan
rambut akar yang banyak, tudung akar yang tepat posisinya menjadi organ
penyerapan hara dan air dari dalam tanah (Hadisoeganda, 1996).
Syarat Tumbuh
Iklim
Keadaan angin yang terlalu kencang
dapat merusak tanaman bayam khususnya untuk bayam yang sudah tinggi. Kencangnya
angin dapat merobohkan tanaman. Tanaman bayam cocok ditanaman didataran tinggi
maka curah hujannya juga lebih dari 1500 mm / tahun (Ariyanto, 2008).
Tanaman bayam memerlukan cahaya
matahari penuh. Kebutuhan akan sinar matahari untuk tanaman bayyam cukup besar.
Pada tempat ternaungi pertumbuhan bayam menjadi kurus. Suhu rata – rata 16-200C
(Hadisoeganda, 1996).
Kelembaban udara yang cocok untuk
tanaman bayam antara 40% - 60%. Kebutuhan matahari 400 – 800 foot candless,
curah hujan 1000 – 2000 mm / tahun dengan kelembaban diatas 60% (Fazria, 2011).
Tanaman bayam dapat tumbuh optimal
pada ketinggian 0 – 700 meter. Namun pada umumnya tanaman ini lebih baik tumbuh
didataran tinggi yang bersuhu rendah (Hadisoeganda, 1996).
Tanaman bayam umumnya tumbuh baik
ditanah – tanah vulkanis atau ordo andisol, karena perakaran bayam yang
serabut. Namun iklim tanah ini harus dalam keadaan iklim mikro (Ariyanto,
2008).
Tanah
Bayam dapat tumbuh sepanjang tahun,
baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. pH yang baik untuk
pertumbuhannya antara 6-7. Di bawah pH 6, tanaman bayam akan merana, sedangkan
di atas pH 7, tanaman akan menjadi klorosis (warnanya putih kekuning-kuningan),
terutama pada daun yang masih muda (Ariyanto, 2008).
Tanaman bayam sangat reaktif
terhadap ketersediaan air didalam tanah. Bayam termasuk tanaman yang
membutuhkan air yang cukup, kelerangan lahan untuk budidaya tanaman bayam
adalah sekitar 150 – 450 (Hadisoeganda, 1996).
Tanaman bayam tumbuh disemua jenis
tanah seperti ultisol, inceptisol, andisol, dan entisol. Pada tanah kering
suplai air dibutuhkan agar menghindari kekeringan yang mengakibatkan tanaman
immobil (Fazria, 2011).
Pemberian air yang cukup, aerase
yang optimal dapat meningkatkan produksi daun bayam. Namun struktur tanah yang
keras akan menyebabkan daun tanaman layu dan tidak produktif (Sahat dan
Hidayat, 1996).
Tanaman ini dapat tumbuh pada tanah
– tanah gambut. Namun perawatan tanah tanaman harus secara intensif karena jika
perawatan dilakukan secara konvensional akan menyebabkan tanaman mengalami lalu
permanen (Fazria, 2008)
III. BUDIDAYA BAYAM MERAH
Bayam cabut terdiri dari 2 jenis
yakni bayam merah dan bayam hijau. Ciri bayam ini mempunyai daun kecil, dan
memiliki warna hijau terang untuk bayam hijau dan warna merah gelap untuk bayam
merah. Sedangkan bayam daun biasanya mempunyai ciri-ciri, memiliki daun yang
lebar, warna daunnya cenderung hijau tua dan tumbuh berdiri tegak. Cara
panennya cukup dengan dipotong daunnya.
Budidaya bayam efektif dilakukan hingga ketinggian
1000 meter dari permukaan laut. Di Indonesia terdapat dua jenis tanaman bayam
(Amaranthus Spp.) yang biasa dibudidayakan para petani.
Bayam (Amaranthus spp. L) adalah
sayuran daun yang konon berasal dari daratan Amerika. Sayuran ini banyak tumbuh
di daerah tropis seperti Indonesia. Tanaman bayam diperbanyak melalui biji,
pada umumnya biji bayam ditebar langsung tanpa disemai. Tanaman ini merupakan
tanaman sayuran yang mudah dibudidayakan. Karena tanaman bayam tidak memiliki
syarat tumbuh tertentu dan bisa tumbuh dimanapun dengan berbagai macam kondisi
dan jenis tanah. Bayam bisa ditanam sepanjang tahun (tidak mengenal musim) dan
akan tumbuh baik pada ketinggian sampai 1000 mdpl. Dan yang lebih penting,
tanaman bayam memerlukan sinar matahari secara penuh dengan pH tanah netral.
Persiapan Lahan untuk Budidaya Bayam
Pertama sekali
lahan harus diolah dan digemburkan terlebih dahulu. Kemudian dibuat bedengan
dengan lebar 1 meter dan panjang sesuaikan dengan lahan. Tinggi bedengan
disesuaikan dengan kondisi lahan, yang terpenting adalah tanaman tidak terendam
saat musim hujan. Setelah selesai membuat bedengan kemudian taburkan pupuk
dasar secara merata diatas bedengan. Gunakan pupuk kandang sebagai pupuk dasar
dengan dosis 2 kg/10 m2. Bisa juga ditambah dengan pupuk kimia yaitu TSP, KCL
dan ZA dengan perbandingan 1 : 1 : 1 dengan dosis 1 kg/10 m2. Setelah ditabur,
kemudian pupuk diaduk rata dan permukaan bedengan diratakan. Biarkan selama 7 –
10 hari sebelum penanaman.
Pemilihan Bibit
dan Persemaian
Varietas yang dianjurkan adalah Giti
Hijau, Giti Merah, Kakap Hijau, Bangkok dan Cimangkok. Tanaman bayam dikembangbiakkan melalui biji. Biji bayam
yang dijadikan benih harus berumur cukup tua (3 bulan). Benih yang muda tidak
tahan disimpan lama dan daya kecambahnya cepat menurun. Benih bayam yang cukup
tua dapat disimpan lama sampai satu tahun. Benih bayam tidak memiliki masa
dormansi. Keperluan benih bayam adalah sebanyak 5 – 10 kg tiap hektar atau 0,5
– 1 g tiap m2.
Penanaman benih bayam dapat dilakukan
dengan tiga cara, yaitu menyebar biji langsung pada bedengan, menyebar langsung
pada larikan/barisan, dan melalui persemaian lebih dahulu.a.
a. Cara disebar langsung biasanya digunakan untuk penanaman bayam cabut. Biji
disebar langsung secara merata di atas permukaan bedengan kemudian ditutup
tipis dengan tanah (tebalnya kurang lebih 1 – 2 cm).
b. Biji dapat juga disebarkan pada larikan/barisan dengan jarak antar barisan
10 – 15 cm, kemudian ditutup kembali dengan lapisan tipis tanah.
c. Persemaian umumnya digunakan untuk penanaman bayam petik. Benih disemai,
kemudian setelah tumbuh (kurang dari 10 hari), bibit dibumbun dan dipelihara
selama kurang lebih 3 minggu sampai siap dipindah ke lapangan. Jarak tanam pada
sistem ini adalah 50 cm x 30 cm.
Pemeliharan
dan Perawatan Budidaya Bayam Cabut
Kegiatan pemeliharaan dan perawatan dalam budidaya
bayam antara lain ;
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan sehari dukali,
pagi dan sore atau disesuaikan dengan kondisi. Yang penting tanah harus selalu
lembab, terlebih sebelum benih berkecambah.
b. Penyiangan
Penyiangan adalah membersihkan areal
tanaman dari rumput atau gulma. Cabut rumput yang tumbuh disekitar tanaman.
Keberadaan rumput akan mengganggu pertumbuhan tanaman bayam.
c. Pemupukan
Susulan
Agar tanaman bayam tumbuh dengan
subur perlu diberikan pupuk susulan. Gunakan pupuk kandang yang dihaluskan
(diayak) dan taburkan secara merata pada tanaman. Penaburan dilakukan pada sore
hari ketika daun tanaman bayam dalam kondisi kering. Ini dimaksudkan agar pupuk
jatuh ketanah dan tidak menempel pada daun tanaman. Boleh juga menggunakan
pupuk urea, dengan cara melarutkan segenggam pupuk urea dengan 20 liter air
kemudian disiramkan ketanaman. Lakukan setiap satu minggu sekali atau
disesuaikan dengan kesuburan tanaman.
d. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
Jenis hama yang
sering menyerang tanaman bayam diantaranya ulat daun, kutu daun, pengorok daun
dan belalang. Jika terpaksa harus menggunakan insektisida, gunakan jenis
insektisida yang aman dan mudah terurai seperti insektisida biologi, insektisida
nabati atau insektisida piretroid sintetik.
Sedangkan penyakit
biasanya kurang merugikan tanaman bayam terutama jika lingkungan sekitar
pertanaman terpelihara, seperti drainase baik, cahaya matahari maksimum dan
pemupukan tidak terlalu banyak. Penyakit yang sering dijumpai adalah rebah
kecambah (Rhizoctonia solani) dan penyakit karat putih (Albugo sp.).
Panen dan Pasca Panen
Bayam cabut
biasanya dipanen apabila tingginya sudah mencapai kira–kira 20 cm, yaitu pada
umur antara tiga sampai empat minggu setelah tanaman tumbuh. Tanaman ini dapat
dicabut dengan akarnya atau dengan cara memotong pada bagian pangkal sekitar 2
cm di atas permukaan tanah. Sedangkan bayam petik biasanya mulai dapat dipanen
pada umur antara satu sampai setengah bulan dengan interval pemetikan seminggu
sekali. Produksi tanaman bayam yang dipelihara dengan baik dapat mencapai 5
sampai 10 ton/ha.
Penanganan pasca
panen bayam terutama diarahkan untuk mempertahankan kesegarannya, yaitu dengan
cara menempatkan bayam yang baru dipanen di tempat berair, merendam bagian
akarnya dan transportasi (pengiriman produk) dilaksanakan secepat mungkin
III. KESIMPULAN
Syarat tumbuh tanaman bayam dapat tumbuh
sepanajng tahun, dimana saja, baik didataran rendah maupun didataran tinggi.
Pertumbuhan paling baik pada tanah subur dan banyak sinar matahari. Suhu yang baik
25-36 c dan pH tanah antara 6-7. waktu tanam terbaik pada awal musim kemarau.
Teknik budidaya tanaman bayam seperti pada halnya tanaman lainya yaitu mulai
dari menyiapan benih, persiapan lahan, pemupukan, penanaman/penaburan benih,
pemeliharaan, pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) hingga panen dan
pasca panen
DAFTAR
PUSTAKA
Aditya. 2013. Makalah Tentang Bayam. https://adityaofagriculture.wordpress.com/t
ag/makalah-tentang-bayam/. Diakses pada tanggal 2 Mei 2018
Boston , O. Bahan Makalah Bayam Merah. http://goresanpandanduri.blogspot.co
.id/2018/02/bahan-makalah-bayam-merah.html. Diakses pada tanggal 2 Mei 2018.
Islami, F. 2014.
Makalah Teknik Budidaya Bayam. http://newfachrulislami.blogspot.
co.id/2014/05/dalam-postingan-kali-ini-saya-akan.html. Diakses pada tanggal
2 Mei 2018
Wesley, J. 2013.
Budidaya Tanaman Bayam Merah. http://ktipertanian.blogspot.co.i
d/2013/06/budidaya-tanaman-bayam-merah.html. Diakses pada tanggal 2 Mei
2018
Yanti, Y. 2017. Makalah Budidaya Tanaman Bayam. http://nugaskuy.blogspot.co.id
/2017/07/makalah-budidaya-tanaman-bayam.html. Diakses pada tanggal 2 Mei
2018.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar